newww

Saturday, May 15, 2010

lorong itu tidak gelap


Mereka hina,

Tapi bukan untuk dinilai,

cacian, makian itu yang perlu ditafsir,

hamburan kebiadaban tanpa limitasi,

tutur bertulangkan jiwa kontang,

renungan bersendikan kasih yang tandus,

refleksi lumrah manusia, pada manusia?

seperti kita,

mereka juga dambakan kehidupan,

bukannya penghidupan,

hari ini pada mereka adalah takdir,

semalam itu nasib,

esoknya adalah ketentuan,

sinar pagi yang mengerdip,

hening malam yang mendingin,

tak langsung berbeza pada mereka,

seringkali,

jiwa yang pedih itu,

diricip berkali-kali,

walau merintih sekalipun,

takkan ada yang peduli,

kononnya, mereka menagih simpati,

mereka aktor jalanan,

mereka kudis bangsa,

mereka simbol kenistaan,

itu kata manusia, pada manusia?

Mahukah kita dengan rela,

Mengabdikan diri di lorong­-lorong itu?

Cuba tanya pada mereka yang hina itu,

Mahukah mereka?

Gembirakah mereka di situ?

Takkan ada jawabnya pada persoalan itu,

Andai tiap jawapan dipersenda,

Aksara demi aksara mencipta kata,

Menghiasi kalam bahasa,

Rapuh di ranting ihsan,

Tawaan, nilai cagaran simpati mereka,

Begini laku manusia, pada manusia?

Usah lagi kita angkuh pada diri,

Usah lagi kita bebatkan rasa kasihan,

Usah lagi kita kejapkan simpati,

Usah terus mendongak ke langit,

Kerna, masih ada lantai bumi,

Gersang di batas budi,

Tandus di lapangan keinsafan.

No comments: