seandainya,
lautan mampu ku renangi,
telah ku bertapak di situ,
menghela nafas di bumi asing,
berteman armada kasih di jiwa,
inginku curahkan semuanya,
buat belahan hatiku,
tidak ada yang sisa,
biar jiwa ini,
tidak lagi terbeban,
dek rinduku pada
dia yang bergelar hawa,
seandainya,
lurah mampu ku turuni,
sudah aku di sisimu,
menemanimu tiap detik dan ketika,
kala kau berteman duka,
ada aku mengukir senyum
di bibirmu,
saat kau dirundung awan gelap,
tanganku dihulur seikhlasnya,
buat menyeka air matamu,
seandainya,
diriku ini punya kudrat,
takkan aku masih di sini,
ibarat pungguk di pohon,
bulan jauh nun di langit,
sekadar memendam rindu,
yang menggila,
hawa itu bulan,
dan akulah pungguknya,
tetap setia menanti,
walau itu kebencianku,
namun hanya buatmu hawa.
NUKILAN: maya khalisa
lautan mampu ku renangi,
telah ku bertapak di situ,
menghela nafas di bumi asing,
berteman armada kasih di jiwa,
inginku curahkan semuanya,
buat belahan hatiku,
tidak ada yang sisa,
biar jiwa ini,
tidak lagi terbeban,
dek rinduku pada
dia yang bergelar hawa,
seandainya,
lurah mampu ku turuni,
sudah aku di sisimu,
menemanimu tiap detik dan ketika,
kala kau berteman duka,
ada aku mengukir senyum
di bibirmu,
saat kau dirundung awan gelap,
tanganku dihulur seikhlasnya,
buat menyeka air matamu,
seandainya,
diriku ini punya kudrat,
takkan aku masih di sini,
ibarat pungguk di pohon,
bulan jauh nun di langit,
sekadar memendam rindu,
yang menggila,
hawa itu bulan,
dan akulah pungguknya,
tetap setia menanti,
walau itu kebencianku,
namun hanya buatmu hawa.
NUKILAN: maya khalisa